1. PENGKAJIAN PERAWATAN KANKER TIROID:
- Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
- Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
- Pola makan
- Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
- Pola aktivitas.
- Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita
- Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;
- Sistem pulmonari
- Sistem pencernaan
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem muskuloskeletal
- Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
- Sistem reproduksi
- Metabolik
- Pemeriksaan fisik mencakup
- Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema disekitar leher, adanya nodule yang membesar disekitar leher
- Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik
- Parastesia dan reflek tendon menurun
- Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan suara
- Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas
- Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri
- Pengkajian yang lain menyangkut terjadinya Hipotiroidime atau Hipertiroidisme
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN pada KANKER TIROID
- Nyeri
- Dapat Dihubungkan dengan :
- Adanya desakan / pembengkakan oleh nodule tumor
- Kemungkinan dibuktikan dengan :
- Adanya keluhan nyeri daerah leher, bisa menyebar ke daerah orbital.
- Skala nyeri 0 – 10
- Tampak menahan nyeri
- Adanya nyeri telan dan kesulitan menelan
- Hasil yang diharapkan :
- Melaporkan nyeri hilang / berkurang
- Skala nyeri 0-2
- Tampak relax
- Tak ada keluhan menelan
- Intervensi Keperawatan :
- Observasi adanya tanda-tanda nyeri baik verbal maupun nonverbal
- Ajarkan dan anjurkan pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
- Dapat Dihubungkan dengan :
- Bersihan jalan nafas tak efektif
- Dapat Dihubungkan dengan :
- Obstruksi trachea akibat desakan massa tumor
- Spasme Laringeal
- Penumpukan sekret
- Kemungkinan dibuktikan dengan :
- Kesulitan bernafas
- Kesulitan mengeluarkan secret
- Mengeluh sesak nafas
- Respirasi diatas normal
- Hasil yang diharapkan :
- Tidak ada kesulitan pernafasan
- Secret mudah keluar
- Tidak mengeluh sesak nafas
- Respirasi dalam batas normal (16-20)
- Intervensi Keperawatan :
- Pantau frekuensi pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan
- Auskultasi suara nafas, catat adanya ronchi
- Kaji adanya dyspneu, stridor dan cianosis
- Perhatikan kualitas pernafasan
- Latihan nafas dalam dan atau batuk efektif sesuai indikasi
- Selidiki adanya penumpukan secret dan lakukan penghisapan dengan hati-hati sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian therapi Ogsigen bila perlu
- Dapat Dihubungkan dengan :
- Kerusakan Komunikasi Verbal
- Dapat Dihubungkan dengan :
- Cedera Pita suara
- Kerusakan saraf laryngeal
- Edema jaringan
- Kemungkinan dibuktikan dengan :
- Bicara parau / tidak dapat berbicara
- Kerusakan artikulasi
- Hasil yang diharapkan :
- Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami
- Intervensi Keperawatan :
- Kaji fungsi bicara secara periodic
- Pertahankan komunikasi sederhana
- Memberikan metode komunikasi alternative yang sesuai
- Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin
- Dapat Dihubungkan dengan :
Untuk Diagnosa yang lain seperti pada kasus Hipotiroidisme atau Hipertiroidisme
3. PENATALAKSANAAN MEDIS KANKER TIROID:
Penatalaksanaan medis dengan cara :
- Therapi Radiasi (Chemotherapi)
- Operasi: Pengangkatan Kelenjar tiroid baik sebagian (Tiroidectomi Partial), maupun seluruhnya(Tiroidectomi Total)
Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post Operasi
- Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
- Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh penderita atau penanggung jawab penderita
- Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system respiratori dan cardiovasculer
- Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada
- Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan
- Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
- Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan dengan minum suplemen hormone tiroid seumur hidup.
- Penatalaksanaan Intra OperasiPeran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.
- Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
- Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil
- Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi
- Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
- Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita
- Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang perawatan umum
KESIMPULAN
Kanker tiroid merupakan salah satu gangguan endokrin. Gangguan ini lebih banyak terjadi pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. Insidensinya berkisar antara 5,4 – 30 %.
Berdasarkan usia, kanker tiroid jenis papiler biasanya terjadi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun. Yang berperan dalam well differentiated carcinoma (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis , dan untuk jenis meduler adalah faktor genetik.
Kanker tiroid jenis meduler dapat diketahui dengan tes laboratorium, yaitu pemeriksaan kalsitonin dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksitosis walaupun jarang.
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Ultrasonografi diperlukan untuk membedakan tumor solid dan kistik, dan cara ini aman serta tepat.
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas dan jinak. Dengan menggunakan radioisotropik dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.
Pada dekade terakhir ini biopsi aspirasi banyak dipergunakan sebagi prosedur diaknostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid.
PENUTUP
Penderita kanker tiroid tidak mempunyai keluhan khusus terutama pada keadaan tumor berdiferensia baik. Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap struma yang kemudian dalam waktu singkat membesar, boleh dicurigai adanya malignasi. Pada kasus demikian, palpasi tiroid merupakan hal yang penting untuk melihat adanya nodul kecil.
Asuhan yang baik dapat diberikan, dimulai dengan pengkajian fisik, menentukan diaknosa yang cepat dan tepat. Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan dan intervensi yang mestinya diberikan. Terakhir adalah mengevaluasi apakah kondisi klien baik dan apakah tindakan telah berhasil.
DAFTAR PUSTAKA:
- Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999, "Pedoman Asuhan Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
- Long Barbara C, 1996, "Medical Bedah 2" Yayasan IAPK, Pajajaran, Bandung
- Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke II, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.