Nama : ELSA NOVIANTY
NPM : 115200016
PRODI : S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS : ILMU KESEHATAN
NPM : 115200016
PRODI : S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS : ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
1. Gelombang P
·
Menggambarkan depolarisasi dari otot kedua atrium
(kanan & kiri).
·
Cara mengukur gel P adalah dihitung mulai dari awal
gelombang P sampai dengan akhir gel P.
·
Nilai normal
gel P tinggi tidak melebihi 2,5mm (2,5 kotak kecil) dan lebarnya juga tidak
melebihi 2,5mm (2,5 kotak kecil).
·
Tinggi gel P melebihi 2,5 mm (P pulmonal),
mengidentifikasikan adanya pembesaran di otot atrium kanan.
·
Lebar melebihi 2,5 mm( P mitral), mengidntifikasikan
adanya pembesaran pada otot atrium kiri.
·
Gelombang P harus positip di lead II dan harus negatif
di lead aVR.
2. PR Interval
·
PR interval adalah mewakili waktu yang dibutuhkan
oleh SA node untuk mendepolarisasi otot atrium, sampai AV node dan Bundle his.
·
PR interval di ukur mulai dari permulaan gel P sampai
dengan awal komplek QRS.
·
Normal PR
interval yaitu 3 mm – 5 mm ( 3 kotak kecil – 5 kotak kecil) atau 0,12 detik
sampai 0,20 detik.
·
Apabila PR interval melebihi 0,20 detik atau 5 kotak
kecil, mengidentifikasikan adanya AV blok.
·
Apabila PR interval kurang dari 0,12 detik atau 3
kotak kecil, mengidentifiksikan adanya accelerated pacemaker (seprti kasus WPW
syndrome= wolff parkinson white syndrome).
3. Komplek
QRS
·
Komplek QRS terdiri dari gelombang Q, gelombang
R, gelombang S.
·
Komplek QRS menggambarkan depolarisasi otot ventrikel.
·
Gelombang Q adalah gel negatif pertama setelah gel P,
gel Q mewakili depolarisasi otot septum ventikel, normal gel Q tidak boleh
melebihi 1/3 gelombang R, apabila gel Q melebihi 1/3 gel R mengidentifikasikan
adanya infark.
·
Pada lead (V1,V2,V3) apabila ditemukan gelombang Q,
ini mengindikasikan abnormal EKG, biasanya di temukan pada kasus MI atau
gangguan konduksi seperti LBBB.
·
Gelombang Q normal ditemukan pada lead V5 & V6,
apabila tidak ditemukan gel Q pada lead ini, kemungkinan besar adanya LBBB.
·
Gelombang R adalah gelombang positip pertama setelah
gel Q.
·
Gelombang R pada V1 sampai dengan V6 mengalami
penambahan voltage, apabila gelombang R dari V1 sampai dengan V6 tidak
mengalami penambahan maka dinamakan “poor progression”
·
Gelombang S adalah gelombang negatif kedua setelah
gelombang R.
·
Gelombang S dari V1 sampai dengan V2 voltasenya akan
menurun, apabila di temukan gelombang S pada V5 atau V6 dengan kedalaman lebih
dari 5 mm, maka besar kemungkinan adanya RBBB.
·
Pada precordial lead(V1 s/d v6) terdapat transition
zone, yaitu normalnya terletak pada lead V3 or V4.( lihat gambar 21)
·
Komplek QRS diukur muali dari awal Komplek QRS atau
gel Q sampai dengan akhir gel S.
·
Normal
komplek QRS tidak boleh melebihi 0,10 detik, apabila melebihinya
mengidentifikasikan adanya gangguan konduksi pada intraventrikuler ( seperti
LBBB, RBBB, LAHB,LPHB).
·
Apapun bentuk konfigurasi yang terlihat di gambar 21
adalah semua sama menggambarkan depolarisasi otot ventrikel.
- Frekwensi denyut jantung dpt
ditentukan scr cepat dng memperhatikan interval R – R :
- Tentukan jarak R yang satu
dng R yg berikutnya, kmd hitung jarak tsb dalam kotak yg besar, bila,
- Jaraknya 1 kotak besar :
berarti 300x/mnt
- Jaraknya 2 kotak besar :
berarti 150x/mnt
- Jaraknya 3 kotak besar :
berarti 100x/mnt
- Jaraknya 4 kotak besar :
berarti 75x/mnt
- Jaraknya 5 kotak besar :
berarti 60x/mnt
- Jaraknya 6 kotak besar :
berarti 50x/mnt
- Dengan kata lain :
- 300 : brp kotak besar jarak
R-R berikutnya
- 1500 : brp kotak kecil jarak
R – R berikutnya
- Sinus Aritmia : rekam sampai
6 kotak besar ada berapa R X 10